Mitos bahwa pori-pori membesar karena terlalu banyak melakukan facial adalah salah. Saat facial, terutama pada tahap awal dengan uap panas, pori-pori memang dibuka sehingga komedo dan kotoran lebih mudah dibersihkan, sehingga pori-pori tampak lebih besar sementara. Namun, pada akhir perawatan, pori-pori justru akan mengecil kembali dengan penggunaan masker dingin atau produk penenang kulit.
Pembesaran pori-pori sebenarnya lebih dipengaruhi oleh faktor seperti produksi minyak berlebih, genetik, hormon, paparan sinar UV, dan usia, bukan karena frekuensi facial itu sendiri. Facial yang dilakukan dengan teknik dan kebersihan yang benar tidak menyebabkan pori-pori membesar, bahkan justru membantu menjaga kesehatan kulit dengan membersihkan pori-pori dari kotoran dan minyak.
Pori tampak lebih besar setelah penguapan pada facial karena uap panas membuat pori-pori kulit terbuka untuk sementara waktu. Penguapan membantu melembutkan kulit dan membuka pori-pori sehingga kotoran dan minyak yang tersumbat di dalamnya bisa lebih mudah dikeluarkan saat proses ekstraksi. Saat pori-pori terbuka, lubangnya memang terlihat lebih besar karena kulit mengendur sementara akibat panas dan kelembapan dari uap. Namun, ini bersifat sementara dan bukan pembesaran permanen.
Setelah proses facial dilanjutkan dengan penenang kulit atau masker dingin, pori-pori biasanya akan mengecil kembali ke ukuran normalnya. Jadi, penampakan pori yang besar setelah penguapan adalah efek sementara dari pelebaran pori yang bertujuan memudahkan pembersihan wajah, bukan pembesaran pori secara definitif.
Poin penting:
- Penguapan facial membuka pori-pori sementara agar kotoran dapat dibersihkan.
- Pori yang tampak besar adalah karena efek pengenduran kulit akibat panas.
- Setelah facial, pori akan mengecil kembali dengan perawatan yang benar.
Jadi, melakukan facial tidak akan membuat pori-pori membesar, melainkan pori-pori yang tampak besar bisa disebabkan oleh faktor lain yang mendasarinya.